Minggu, Agustus 09, 2009

Si Burung Merak Tutup Usia

PENYAIR ternama WS Rendra meninggal dunia di RS Mitra Keluarga Depok pukul 22.10 WIB, Kamis (6/8). Si Burung Merak yang bernama terakhir H Wahyu Salaiman (WS) Rendra itu meninggal dalam usia 74 tahun, dimakamkan Jumat (7/8) usai salat Jumat.

Si Burung Merak, demikian dia diakrabi banyak orang, menghentakkan puisi-puisi penuh nilai dan moral serta berenergi dalam membangunkan negeri ini dari tidur pulas karena dipeluk materialisme, ketidakpedulian dan pengabaian, sekaligus menegakkan jiwa-jiwa lunglai karena bekapan tirani, penyimpangan dan kesewenang-wenangan.

Ya, kebesaran nama WS Rendra membuat ribuan orang mengiringi pemakamannya. Bengkel Teater tempat Rendra dikebumikan kini penuh sesak. Setelah disemayamkan di Aula Bengkel Teater, jenazah WS Rendra dibawa ke liang lahat yang letaknya sekitar beberapa puluh meter dari kediaman Sang Burung Merak.

Jenazah Rendra yang digotong sempat tersendat karena padatnya warga yang menyaksikan prosesi pemakaman sang maestro puisi Indonesia. Jenazah akhirnya bisa dibawa ke bibir liang lahat yang beratapkan tenda putih.

Meski usianya senja, kepak sayap si penyair berjuluk ‘Si Burung Merak’ ini masih kuat dan tangkas. Suaranya masih lantang dan sangatlah mahir memainkan irama serta tempo. Kepiawaian pendiri Bengkel Teater, Yogyakarta, ini membacakan sajak serta melakonkan seseorang tokoh dalam dramanya membuatnya menjadi seorang bintang panggung yang dikenal oleh seluruh anak negeri hingga ke mancanegara.

WS Rendra mencurahkan sebagian besar hidupnya dalam dunia sastra dan teater. Menggubah sajak maupun membacakannya, menulis naskah drama sekaligus melakoninya sendiri, dikuasainya dengan sangat matang. Sajak, puisi, maupun drama hasil karyanya sudah melegenda di kalangan pecinta seni sastra dan teater di dalam negeri, bahkan di luar negeri.

Penyair yang pernah dimiliki Indonesia ini telah meninggalkan dunia untuk selamanya, tetapi puisi-puisi dan semua karya sastranya, larut abadi di setiap generasi setelahnya. Itu karena puisi-puisi hebat--tentu termasuk karya Rendra-- selalu abadi. (8) simon leo siahaan

0 komentar:

Posting Komentar